Foto saya
Benteng, Sulawesi selatan, Indonesia
KIPAS Bulo Batti' ( Komunitas Pencinta Alam dan Seni Budaya Selayar )

Selasa, 20 Agustus 2013

Topologidan iklim


Dipandang dari sudut tofografinya Kabupaten Kepulauan Selayar yang mempunyai luas kurang lebih 1.357,03 Km² (wilayah daratan) dan terdiri dari kepulauan besar dan kecil serta secara administrative terdiri dari 11 kecamatan81 desa dan 7 kelurahan adalah variatif dari yang datar hingga agak miring. Sementara itu tipe iklim di wilayah ini termasuk tipe B dan C, musim hujan terjadi pada bulan November hingga Juni dan sebaliknya musim kemarau pada bulan Agustus hingga September. Secara umum curah hujan yang terjadi cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman.
Karakteristik daerah atau Topografi Kabupaten Selayar terdiri dari:
Batuan Induk Vulkanik
Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum mediterania dan sirkum pasifik, yang membentuk daratan Selayar adalah batuan yang cukup mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, oleh tenaga oksigen yang berlangsung lama, batuan itu lapuk membentuk tanah yang subur ini oleh pengaruh tenaga oksigen dapat berubah menjadi tanah karang seperti tanah laterit. Sebab itu perlu tindakan-tindakan konservasi, seperti sengkedan pada tanah-tanah miring, penggiliran tanah, pemupukan dan lain-lain.
Bentang Alam (Nataral Landscape)
Dataran Selayar yang terjadi karena tenaga endogen (pengangkatan dan pelipatan) kemudian kemudian disususl dengan tenaga oksigen, membentuk betang alam (natural landscape) yang beraneka ragam seperti:
  1. Pegunungan dengan ketinggian rata-rata 800 meter sehingga tidak cukup untuk terjadinya hujan orografis pegunungan, di punggungnya hutan tutupan dan di lerengnya perkebunan tanaman pohon kerea yang berakar panjang serta berumur panjang. Tanaman dengan pohon lunak seperti vanilimericakentangkol dan lain-lain diperlukan sengkedan untuk mencegah erosi dan longsor.
  2. Daerah curam, aspek geografisnya adalah kawasan hutan (hutan tutupan) untuk mencegah longsor
  3. Daratan tinggi, aspek geografisnya, adalah:
    • Baik untuk pemukiman, karena udara sejuk dan drainasenya mudah diatur dan tidak tergenang
    • Perkebunan bagi tanaman budi-daya yang memerlukan udara sejuk, seperti cengkeh, jagung Meksiko dan lain-lain
    • Horti kultura, seperti sayur mayur, kentang bunga-bunga dan bonsai
    • Pusat-pusat kesehatan seperti sanatorium
    • Pusat-pusat pelatihan, kantor-kantor, hotel-hotel, tempat rekreasi dan lain-lain
  4. Daerah-daerah ledok dan lembah, aspek geografisnya adalah:
    • Tempat akumulasi/persedian air untuk daerah sekitarnya. Dengan pompanisasi dapat dialirkan ke daerah-daerah ketinggian.
    • Daerah pertanian tanaman pangan, seperti sayur mayur kangkung, bayam jagung lokal, kaca-kacangan dan lain-lain
  5. Tanah daratan rendah, aspek geografisnya adalah:
    • Untuk perkebunan, seperti kelapa dan coklat
    • Untuk pertanian menetap, seperti sawah dan huma.
  6. Tanah rawa-rawa, aspek geografisnya adalah:
    • Kawasan pohon nipa, tempat ikan tempat bertelur, bahan baku gula merah dan atap tradisional yang indah dan sejuk
    • Empang dan pembuatan garam
    • Kawasan bakau, tempat ikan bertelur dan berlindung, serta mencegah abrasi
  7. Daerah berbukit-bukit dan tanah bergelombang, aspek geografisnya adalah:
    • Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut yang menuju ke Selayar
    • Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan kelapa.
    • Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.
  8. Daerah Aliran Sungai (DAS)
    • Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)
  9. Daerah berbatu-batu
    • Daerah yang berbatu-batu di bagian utara, aspek geografisnya hutan tutupan. Baik juga untuk hutan produksi, seperti jati dan holasa (kayu bitti). Hanya eksploitasinya tebang pilih dan tebang ganti serta rerumputan untuk pakan ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar