tangga menuju kapung gantarang lalang bata |
Selayar, daerah yang sering dijuluki dengan sebutan Bumi
Tanadoang ini merupakan satu kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi-Selatan yang
sarat dengan nilai-nilai sejarah masa lampau. Salah satunya adalah
keberadaan Masjid Tua Gantarang atau Masjid Tua Awaluddin.
Gantarang adalah salah
satu titik tertinggi di kepulauan Selayar, berada diatas ketinggian 300 – 500
MDPL, daerah ini sangat sejuk, kabut dan gerimis selalu menyelimuti hampir
sepanjang waktu di sebagian besar kawasan Gantarang. Dari tempat ini kita bisa
menyaksikan kota Benteng ibukota kabupaten Selayar, pulau Pasi dan pulau
Gusung. Untuk sampai ke Gantarang, dapat ditempuh dengan perjalanan darat
sejauh kira-kira 12 KM dari kota benteng ke arah timur. Namun saat ini akses
jalan sekitar 2 KM harus ditempuh dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki
karena kondisi jalan yang terjal dan sempit.
Sampai di dusun
Gantarang anda akan disambut oleh pemuka adat yang menunggu di depan sebuah
tangga yang akan mengantar untuk memasuki dusun Gantarang Lalangbata. Setelah
melewati anak tangga, anda akan dituntun untuk melakukan prosesi “penghormatan
kepada tuan rumah”, tepat di ujung anak tangga paling atas ada sebuah batu
besar yang dipercaya sebagai gerbang kampung Lalangbata. Sebelum memasuki
kawasan kampung Lalangbata disarankan untuk mencium batu tersebut sebagai
bentuk penghormatan tamu kepada tuan rumah.
Dusun Gantarang lalangbata
adalah sebuah perkampungan yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga, sebuah
perkampungan yang bersahaja dengan penduduknya yang ramah. Terletak di Desa
Bontomarannu, KecamatanBontomanai. Mengapa disebut “Lalangbata” (baca: di dalam
pagar)? Karena kampung ini memang dikelilingi oleh pagar yang dibuat dari
susunan batu-batu gunung tanpa perekat. Tepat ditengah-tengah kampung tampak
sebuah bangunan yang sangat menonjol, Masjid Tua Awaluddin yang diyakini
sebagai masjid tertua di Sulawesi-Selatan masih berdiri kokoh. Masjid tersebut
dibangun pada masa pemerintahan Raja I Pangali Sultan Patta Raja pada
abad XVI M.
Penetapan Masjid Tua
Awaluddin Gantarang Lalangbata sebagai Masjid tertua di Sulawesi-Selatan
disimpulkan melalui rekomendasi Forum Seminar sejarah penyebarluasan ajaran
Syariat Agama Islam di Provinsi Sulawesi-Selatan yang diselenggarakan pada
bulan November tahun 2011 saat pelaksanaan Peringatan Hari Jadi Kabupaten
Selayar ke 406. Forum seminar tersebut dihadiri oleh sejumlah pakar sejarah
dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan Universitas
Hasanuddin. Berawal dari penyelenggaraan seminar tersebut sejumlah akademisi
dan peneliti sejarah dari kedua universitas (UIN dan UNHAS) menyatakan
ketertarikan untuk melakukan kegiatan penelitian tentang sejarah keberadaan
Masjid Tua Awaluddin Gantarang Lalangbata.
Menurut beberapa sumber
yang kami mintai keterangan tentang sejarah Masjid Tua Awaluddin ini menyatakan
bahwa penyebarluasan ajaran Agama Islam pertama di daratan Provinsi
Sulawesi-Selatan berawal dari titah raja Arab dan Khalifahnya di Mekah kepadaDatu Ribandang untuk
berangkat dan menyebarluaskan Ajaran Agama Islam di Maluku dan Buton. Setelah
mengislamkan raja Maluku dan Buton, dalam perjalanannya menuju kerajaan Gowa,
Sulawesi-Selatan, Datu Ribandang singgah
untuk pertama kali di pulau Selayar dengan melintasi jalur pantai Babaere’ dan masuk ke
kampung Gantarang Lalangbata melalui pintu gerbang Sele’. Di kampung
Gantarang Lalangbata Datu Ribandang pertama kali mengislamkan masyarakat
bernama I Puso. I Puso adalah
orang pertama yang ditemui Datu Ribandang ketika
sedang memancing ikan di pantai teluk kecilNgapalohe, kemudian
disusul Karaeng Gantarang I Pangali Sultan Patta Raja.
Setelah mengislamkan I Pangali Sultan Patta Raja kembali
melanjutkan perjalanan menuju Gowa untuk mengislamkan Raja Gowa pada tahun 1605
M. Dari uraian sejarah tersebut maka sejumlah pakar sejarah menyepakati bahwa
kerajaan Gantarang, lebih awal menerima masuknya ajaran syariat Agama Islam dari
pada kerajaan Gowa.
Saat ini perkampungan
Gantarang Lalangbata resmi terdaftar sebagai salah satu kawasan cagar budaya
unggulan yang terdapat di daratan Bumi Tanadoang, Selayar.
Panorama alam di sekitar kampung Gantarang pun tak kalah serunya. Terdapat 3
teluk kecil yang menjorok ke daratan, salah satunya adalah teluk Ngapalohe yang
terletak di utara Gantarang. Pantainya yang landai dengan pasir putih yang
bersih serta deburan ombak yang tenang menjadikan kawasan ini sebagai “surga”
bagi anda penikmat alam. Masih di utara kampung Gantarang, terdapat sebuah
laguna kecil yang disebut Tarrusang, dengan celah
batu sempit yang menghubungkan laguna dengan laut. Sementara di selatan
terdapat 2 teluk kecil yaitu teluk Babaere’ dan teluk Labuang bajo.
Selain itu, di kawasan
kampung Gantarang juga terdapat beberapa situs sejarah sepertiBatu Karaeng yang
terletak di halaman Masjid Tua Awaluddin. Batu karaeng adalah
tempat pelantikan Raja-Raja Gantarang. Terdapat juga sebuah meriam kecil dengan
panjang sekitar 2 meter, namanya meriam Latto’. Di sisi sebelah
timur kampung Gantarang terdapat sebuah liang batu yang disebut Pakkojokang, ada
kepercayaan warga setempat bahwa bila seseorang memasukkan lengan ke Pakkojokang ini (Majjoko) dan lengan terasa
ditarik maka konon ajal orang tersebut sudah dekat. Konon lubang Pakkojokang ini tak
pernah terisi/menampung air meskipun musim hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar